Materi SKI Kelas 8 MTs Darul Huda
Guru Mapel : M. Najikun, S.Hum.M.Pd.I
Dinasti Ayyubiyah pernah mengalami kemajuan-kemajuan di beberapa bidang diantaranya pendidikan, ekonomi perdagangan, dan militer/pertahanan.
1. Bidang Pendidikan
Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan, terutama pada masa kekuasaan Nuruddin dan Ṣalahuddīn. Nuruddin juga mendirikan madrasah pertama di Damaskus terutama untuk pengembangan Ilmu Hadis. Madrasah ini terus berkembang dan menyebar ke seluruh pelosok Suriah. Madrasah yang didirikan Nuruddin di Aleppo (Halb), Emessa, Hamah dan Ba’labak mengikuti mazhab Syafi ’i. Madrasah tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masjid atau disebut sekolah masjid. Pada masa Nuruddin, fungsi masjid dikembangkan sebagai lembaga pendidikan atau sekolah di Suriah. Bahkan pada pemerintahan selanjutnya, lahir suatu tradisi baru, yaitu pemakaman para pendiri sekolah masjid di bawah kubah kuburan yang mereka dirikan, baik masa Dinasti Ayyubiyah maupun masa pemerintahan Dinasti Mamluk.
Ṣalahuddīn al-Ayyubi juga mencurahkan perhatian pada bidang pendidikan dan aristektur. Ia memperkenalkan pendidikan madrasah ke berbagai wilayah yang dikuasainya, seperti ke Yerusalem, Mesir, dan lain-lain. Ibnu Jubayr (1145 –1217 M), seorang ahli geografi menyebutkan bahwa terdapat beberapa madrasah di kota Iskandariah. Madrasah terkemuka dan terbesar berada di Kairo yang memakai namanya sendiri, yaitu Madrasah al-Ṣalahiyah.
Pada masa Ṣalahuddīn Al-Ayyubi, umat Islam mulai mengenal perayaan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Di Indonesia, perayaan tersebut dikenal dengan istilah Maulud Nabi.
2. Bidang Ekonomi dan Perdagangan
Dalam hal perekonomian, Dinasti Ayyubiyah bekerja sama dengan penguasa Muslim di wilayah lain, membangun perdagangan dengan kota-kota di Laut Tengah dan Laut Hindia, juga menyempurnakan sistem perpajakan. Saat itu, jalur perdagangan Islam dengan dunia internasional semakin ramai, baik melalui jalur laut maupun jalur darat. Hal itu juga membawa pengaruh bagi negara Eropa dan negara-negara yang dikuasainya.
Selain itu, dunia perdagangan sudah menggunakan mata uang yang terbuat dari emas dan perak (dinar dan dirham), termasuk pengenalan mata uang dari tembaga yang disebut fulus. Percetakan fulus dimulai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad al Kamil bin al- ‘Adil al-Ayyubi. Fulus disediakan sebagai alat tukar untuk barang yang nilainya kecil. Ketika itu, setiap 1 dirham setara dengan 48 fulus.
Dalam bidang industri, masa Ayyubiyah sudah membuat kincir hasil ciptaan orang Syiria. Kincir tersebut lebih canggih dibanding buatan orang Barat saat itu. Di zaman Ayyubiyah juga sudah dibangunan pabrik karpet, pabrik kain, dan pabrik gelas.
3. Bidang Militer dan Pertahanan
Pada masa pemerintahan Ṣalahuddīn, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh. Pasukannya bahkan diperkuat oleh pasukan Barbar, Turki, dan Afrika. Mereka sudah menciptakan alat-alat perang, pasukan berkuda, pedang, dan panah. Dinasti ini juga memiliki burung elang sebagai mata-mata dalam peperangan.
Ṣalahuddīn telah membangun monumen berupa tembok kota di Kairo dan Muqattam, yaitu Benteng Qal’al Jabal atau lebih dikenal dengan Benteng Ṣalahuddīn al-Ayyubi, yang sampai hari ini masih berdiri dengan megahnya.Benteng ini terletak di sekitar Bukit Muqattam, berdekatan dengan Medan Saiyyidah Aisyah. Ide pembangunan benteng merupakan hasil pemikirannya sendiri yang terwujud tahun 1183M. Bahan untuk pondasi benteng diambilkan dari bebatuan pada Piramid di Giza. Benteng ini bahkan dikelilingi pagar yang tinggi dan kokoh. Benteng Qal’al Jabal memiliki beberapa pintu utama, diantaranya pintu Fath, pintu Nasr, pintu Khalk, dan pintu Luq. Di benteng ini terdapat pula saluan air yang berasal dari sungai Nil. Saluran air itu pernah menjadi tempat minum para tentara. Di bagian utara benteng terdapat Masjid Muhammad Ali Pasha yang terbuat dari marmar dan granit.
Dinasti Ayyubiyah pernah mengalami kemajuan-kemajuan di beberapa bidang diantaranya pendidikan, ekonomi perdagangan, dan militer/pertahanan.
1. Bidang Pendidikan
Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan, terutama pada masa kekuasaan Nuruddin dan Ṣalahuddīn. Nuruddin juga mendirikan madrasah pertama di Damaskus terutama untuk pengembangan Ilmu Hadis. Madrasah ini terus berkembang dan menyebar ke seluruh pelosok Suriah. Madrasah yang didirikan Nuruddin di Aleppo (Halb), Emessa, Hamah dan Ba’labak mengikuti mazhab Syafi ’i. Madrasah tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masjid atau disebut sekolah masjid. Pada masa Nuruddin, fungsi masjid dikembangkan sebagai lembaga pendidikan atau sekolah di Suriah. Bahkan pada pemerintahan selanjutnya, lahir suatu tradisi baru, yaitu pemakaman para pendiri sekolah masjid di bawah kubah kuburan yang mereka dirikan, baik masa Dinasti Ayyubiyah maupun masa pemerintahan Dinasti Mamluk.
Ṣalahuddīn al-Ayyubi juga mencurahkan perhatian pada bidang pendidikan dan aristektur. Ia memperkenalkan pendidikan madrasah ke berbagai wilayah yang dikuasainya, seperti ke Yerusalem, Mesir, dan lain-lain. Ibnu Jubayr (1145 –1217 M), seorang ahli geografi menyebutkan bahwa terdapat beberapa madrasah di kota Iskandariah. Madrasah terkemuka dan terbesar berada di Kairo yang memakai namanya sendiri, yaitu Madrasah al-Ṣalahiyah.
Pada masa Ṣalahuddīn Al-Ayyubi, umat Islam mulai mengenal perayaan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Di Indonesia, perayaan tersebut dikenal dengan istilah Maulud Nabi.
2. Bidang Ekonomi dan Perdagangan
Dalam hal perekonomian, Dinasti Ayyubiyah bekerja sama dengan penguasa Muslim di wilayah lain, membangun perdagangan dengan kota-kota di Laut Tengah dan Laut Hindia, juga menyempurnakan sistem perpajakan. Saat itu, jalur perdagangan Islam dengan dunia internasional semakin ramai, baik melalui jalur laut maupun jalur darat. Hal itu juga membawa pengaruh bagi negara Eropa dan negara-negara yang dikuasainya.
Selain itu, dunia perdagangan sudah menggunakan mata uang yang terbuat dari emas dan perak (dinar dan dirham), termasuk pengenalan mata uang dari tembaga yang disebut fulus. Percetakan fulus dimulai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad al Kamil bin al- ‘Adil al-Ayyubi. Fulus disediakan sebagai alat tukar untuk barang yang nilainya kecil. Ketika itu, setiap 1 dirham setara dengan 48 fulus.
Dalam bidang industri, masa Ayyubiyah sudah membuat kincir hasil ciptaan orang Syiria. Kincir tersebut lebih canggih dibanding buatan orang Barat saat itu. Di zaman Ayyubiyah juga sudah dibangunan pabrik karpet, pabrik kain, dan pabrik gelas.
3. Bidang Militer dan Pertahanan
Pada masa pemerintahan Ṣalahuddīn, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh. Pasukannya bahkan diperkuat oleh pasukan Barbar, Turki, dan Afrika. Mereka sudah menciptakan alat-alat perang, pasukan berkuda, pedang, dan panah. Dinasti ini juga memiliki burung elang sebagai mata-mata dalam peperangan.
Ṣalahuddīn telah membangun monumen berupa tembok kota di Kairo dan Muqattam, yaitu Benteng Qal’al Jabal atau lebih dikenal dengan Benteng Ṣalahuddīn al-Ayyubi, yang sampai hari ini masih berdiri dengan megahnya.Benteng ini terletak di sekitar Bukit Muqattam, berdekatan dengan Medan Saiyyidah Aisyah. Ide pembangunan benteng merupakan hasil pemikirannya sendiri yang terwujud tahun 1183M. Bahan untuk pondasi benteng diambilkan dari bebatuan pada Piramid di Giza. Benteng ini bahkan dikelilingi pagar yang tinggi dan kokoh. Benteng Qal’al Jabal memiliki beberapa pintu utama, diantaranya pintu Fath, pintu Nasr, pintu Khalk, dan pintu Luq. Di benteng ini terdapat pula saluan air yang berasal dari sungai Nil. Saluran air itu pernah menjadi tempat minum para tentara. Di bagian utara benteng terdapat Masjid Muhammad Ali Pasha yang terbuat dari marmar dan granit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar