Yatsrib merupakan nama lain kota Madinah. Wilayah Yatsrib dikelilingi gunung berapi yang subur tanahnya. Sehingga menjadi pusat pertanian dan jalur perdagangan yang ramai. Kota Yatsrib merupakan daerah persawahan dan perkebunan, hasil terbesarnya adalah kurma dan anggur. Masyarakatnyapun juga beternak, seperti unta, sapi, kambing dan kuda. Selain itu mereka juga berdagang. Mata uang yang digunakan disana adalah Dirham dan Dinar, Namun adakalanya mereka berdagang dan melakukan jual beli dengan cara tukar menukar barang (barter).
Penduduk Yatsrib sebagian
besar merupakan pendatang. Sebelum hijrah Nabi Muhammad Saw., terdapat tiga
suku besar dari agama Yahudi di Yastrib diantaranya suku Bani Qainuqa’, Bani
Nadhir, dan Bani Quraizhah.
Selain suku Yahudi terdapat
pula suku dari bangsa Arab yang menetap disana, di antaranya yaitu suku Aus dan
Khazraj. Mereka beribadah dengan cara menyembah berhala. Pada awalnya suku-suku di Yatsrib hidup dengan rukun,
damai dan penuh rasa kasih sayang. Mereka juga memiliki sifat-sifat terpuji diantaranya memiliki sifat yang berani,
dermawan, setia, rela berjuang, sabar dan jujur. Selain itu mereka juga senang
menerima tamu.
Kondisi
masyarakat Madinah sebelum Rasulullah SAW melaksanakan hijrah adalah jauh dari
Allah SWT. Ketika itu, penduduk Yastrib (Madinah) gemar berperang utamanya suku
Aus dan Khazraj. Masyarakat Madinah memang tergolong heterogen sebab bukan
hanya terdiri atas belasan kabilah dan suku namun juga diwarnai beragam
agama/kepercayaan seperti Nasrani, Yahudi juga agama pagan.
Namun selanjutnya mulai
timbul saling curiga dan saling ancam. Perselisihan terjadi antara dua suku
besar dari bangsa Arab,yaitu suku Aus dan Khazraj. Mereka diadu domba oleh suku
Yahudi sehingga kehidupan masyarakatpun
menjadi tidak teratur. Sangat sulit untuk menjalin persatuan di bawah satu
pemerintahan yang mengatur semua kabilah.
Yang menjadi penyebab utama
perselisihan salah satunya adalah masalah ekonomi.
Terkadang mereka juga sering memperebutkan daerah yang subur dan kekuasaan.
Namun dua suku tersebut dapat bersatu ketika melawan yahudi. Meskipun
kerukununan belum begitu terjalin hingga kedatangan Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib.
Perang
suku yang sering terjadi di Madinah ini membuat banyak orang merasa lelah dan
putus asa. Mereka inilah yang kemudian melihat harapan baru saat kemunculan
Nabi Muhammad SAW di Kota Mekkah. Mereka ini pulalah, dari suku Aus dan
Khazraj, yang berangkat ke Mekkah melakukan Baiat Aqabah dan meminta agar
Rasulullah pindah ke Madinah dan mengajarkan perdamaian di sana. Nabi pun menyetujui permintaan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar