Selasa, 12 Mei 2020

SEBAB-SEBAB HIJRAHNYA NABI MUHAMMAD SAW KE YATSRIB

Oleh : M. Najikun, S.Hum.M.Pd.I

Menjelangkan Hijrahnya Nabi Muhammad ke Yatsrib, Di Yatsrib atau Madinah terjadi perang Bu'ats antara suku Khazraj dengan suku Aus. Dalam situasi perang ini banyak masyarakat Yatsrib yang melakukan perjalanan ke Mekah. Mereka ingin bertemu dengan Nabi Muhammad Saw dan mendengarkan ajaran islam. Pertemuan itu membuat sebagian dari mereka tertarik dengan ajaran ajaran yang di sampaikan oleh Nabi Muhammad Saw.

Di saat yang bersamaan keadaan di Mekah makin buruk dimana dakwah yang di lakukan oleh Nabi Muhammad Saw mendapatkan pertentangan keras dari kaum Quraisy. Kekejaman kafir Quraisy semakin tak terkendali, Untuk itu Nabi Muhammad Saw mempersiapkan diri. Untuk melakukan hijrah ke Yatsrib atau Madinah.

Pada tahun ke-12 kenabian (621 M) ada 12 orang penduduk Yatsrib datang ke Mekah untuk berhaji. Mereka terdiri dari 10 orang suku Khazraj dan 2 orang suku “Aus”. Kedatangan mereka ke Mekah, disamping untuk berhaji, mereka juga bermaksud ingin menemui Rasulullah Saw. Namun Rasulullah Saw tidak bersedia menemui mereka di kota Mekah, karena khawatir akan dicelakai oleh orang-orang kair Quraisy. Akhirnya Nabi Saw. bersedia menemui mereka di desa Aqabah ( sebuah desa di dekat Mina) pada suatu malam.

Pada malam itu juga, mereka melakukan baiat tanda setia kepada Rasulullah Saw. Penduduk Yatsrib yang terkenal memiliki sifat ramah, lemah lembut, dan suka menolong itu berjanji untuk setia dan melindungi keselamatan dan keamanan dakwah Nabi Saw.

Baiat tersebut di kenal dengan nama Baiat Aqabah Pertama ( Baiat alAqabah al-Ula) atau Baiat an-Nisa’ (Baiat Wanita). Hal itu karena diantara mereka terdapat seorang wanita, yaitu Afra binti Ubaid Ibnu Tsa’labah. Dialah wanita Yatsrib pertama yang berbaiat kepada Rasulullah Saw.

Sebab-sebab utama yang membuat Nabi berhijrah ke Yatsrib adalah sebagai berikut :

1.      Tekanan kaum Quraisy terhadap dakwah Islam semakin keras

2.      Penduduk Yatsrib menerima dakwah Rasulullah

3.      Adanya jaminan keamanan dari penduduk Yatsrib terhadap dakwah Nabi

4.      Permintaan penduduk Yatsrib agar Rasulullah hijrah ke negerinya

5.      Adanya rencana pembunuhan kair Quraisy terhadap Rasulullah

6.      Adanya perintah Allah untuk berhijrah

Orang-orang Madinah mengundang Nabi dengan harapan bahwa melalui pengaruh pribadi serta nasehat Nabi, perang yang berkepanjangan antara dua suku yang bermusuhan, yaitu Aus dan Khazraj, yang hampir melumpuhkan kehidupan yang normal dari orang-orang Madinah akan berakhir. Dari segi agama, hijrah berarti diakuinya Muhammad sebagai Nabi, dan dari segi-segi politik diterimanya dia sebagai penengah di antara golongan-golongan yang bermusuhan di Madinah.

ada beberapa hal yang menyebabkan orang madinah menerima agama islam antara lain :

1.    Mereka telah bayak mendengar dari orang-orang yahudi menurut kitab suci nya,bahwa telah dekat saat kedatangan seorang Nabi.

2.    Mereka telah bayak mengetahui tentang wahyu, alam kubur, hisab, hari kebangkitan, surga, neraka dari kitab kitab orang yahudi.

3.   Orang-orang yatsrib telah mendengarkan dakwah Nabi Muhammad Saw dengan ajaran yang di sampaikan merupakan ajaran yang sama yang telah di janjikan orang-orang yahudi.

4.   Islam adalah agama yang membawa mereka kepada perdamaian setelah mereka bertikai puluhan tahun.

5.      Islam adalah agama yang mudah di pelajari dan di amalkan.

6.     Mereka sangat mendambakan seorang pemimpin di madinah yang dapat mendamaikan permusuhan suku Aus dengan suku Khazraj.

 

Jumat, 08 Mei 2020

TOKOH ILMUWAN DAN ULAMA' DI MASA DINASTI AYUBIYAH

Materi SKI Kelas VIII
Guru Mapel : M. Najikun, S.Hum.M.Pd.I

Dinasti Ayubiyah termasuk salah satu Dinasti yang sangat popular di dalam kisah sejarah. Hal ini dipengaruhi oleh sosok pendiri sekaligus pemimpinnya yang bernama Salahudin Al Ayubi yang cukup terkenal bahkan sampai ke benua Eropa. Beberapa kali pasukannya melakukan peperangan dengan tentara salib untuk merebut dan menguasai Baitul Maqdis di Palestina.

Sebagai dinasti yang berkembang pesat maka dinasti ayubiyah juga mengembangkan berbagai macam keilmuan, Sehingga bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan yang sangat berpengaruh pada perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam, mereka di antaranya adalah:

 

1.      Ibn Al-Adhim (588-660 H/ 1192-1262 M)

     Nama lengkapnya, Kamaluddin Abu al Qosim Umar bin Ahmad bin Haibatullah bin Abi Jaradah Al Aqil, berasal dari bani Jaradah yang bermigrasi dari Bashrah ke Allepo karena wabah penyakit.  Al-Adhim lahir di Allepo, ayahnya menjadi Qadhi Madzhab Hanafi di kota itu. Sejak tahun 616 H/ 1219 M,    mulai mengajar di Allepo, setelah mendalami berbagai pengetahuan di Allepo, Baitul Maqdis, Damaskus, Hijaz dan Irak.

      Kemudian menjadi Qadhi di Allepo pada zaman Amir Al- Aziz dan Al-Nashir dari dinasti Ayubiyah di Allepo, dan menjadi dubes kedua penguasa ini di Baghdad dan Kairo.

      Karya-karya Al-Adhim diantaranya,  Zubdah al hallab min tarikh Hallaba, Bughyah at Thalib fi Tharikh Halaba, tentang sejarah Allepo / Halaba yang disusun secara alfabetik  terdiri dari 40 juz atau 10 jilid.

      Al-Adhim, melarikan diri ke Kairo hingga wafat, ketika tentara Mongol menguasai halaba/ Allepo pada tahun 658 H / 1160 M.

 

2.      Al-Bushiri

      Nama lengkapnya  Sarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah as Shanhaji al Bushiri,  lahir pada tahun 1212 M di Maroko. Al-Bushiri seorang sufi besar, pengikut Thariqat Syadziliyah, dan menjadi salah satu murid Sulthonul Auliya Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily, r.a.   Gurunya yang lain beberapa ulama tasawuf seperti Abu Hayyan, Abu Fath bin Ya’mari dan Al ‘Iz bin Jama’ah al Kanani Al Hamawi.

      Sejak masa kanak-kanak, dididik olek ayahnya sendiri dalam mempelajati Al-Qur’an untuk memperdalam ilmu agama dan kesusastraan Arab.

      Al-Bushiri dikenal sebagai orang yang wara’ (takut dosa). Pernah suatu ketika ia akan diangkat menjadi pegawai pemerintahan kerajaan Mesir, akan tetapi melihat perilaku pegawai kerajaan membuatnya menolak.

Al-Bushiri  lebih menonjol dalam bidang sasra dengan hasil karyanya yang terkenal yaitu Kasidah Burdah yang diciptakannya pada abad 7 Hijrah dan dibaca dalam berbagai acara. Kasidah Burdah adalah mutiara syair kecintaan kepada Rasulullah.  Puisi Pujian Al-Bushiri kepada Nabi tidak terbatas pada sifat dan kualitas pribadi Nabi, tetapi mengungkap kelebihan Nabi yang utama yaitu mukjizat Al-Quran.

      Beberapa ulama sufi yang menjadi guru Al-Bushiri, diantaranya, terutama pada bidang Imam Abu Hayyan, Abul Fath bin Sayyidunnas Al-Ya’mari Al Asybali Al Misri  pengarang kitab ‘Uyunul Atsar fi Sirah Sayyidil Basyar, Al ‘Iz bin Jama’ah Al Kanani Al Hamawi salah seorang hakim di Mesir, dan masih banyak lagi kalangan ulama besar Mesir yang memberikan ilmu pengetahuannya kepada Al-Bushiri.

      Al Bushiri sebenamya tak hanya, terkenal dengan karya Burdahnya saja. la juga dikenal sebagai seorang ahli fikih, ilmu kalam dan ahli  tasawuf.

 

3.      Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi

      Seorang  ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat an-Nabat (Kitab kumpulan dan Tanaman).

 

4.      Ad-Dawudi

      Seorang  ahli botani,  pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar Ma’rifah wa al-Ahjar wa al-Asyjar (kitab komprehensif tentang Identifikasi Tanaman, Bebatuan, dan Pepohonan).

 

5.      Syeikh Syams al-Din Ibn Khalikan

       Seorang ahli sejarah yang mengarang kitab wafiyyat al-‘Ayan

 

6.      Syeikh Abu al-Qosim al-Manfaluti

      Seorang ahli fiqih.

7.      Al Hufi, ahli bahasa,

8.      Abdul Latif al Bagdadi dan Al - Hufi,

Ahli ilmu mantiq dan bayan (bahasa). Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan,  Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.

9.      Syekh Abul Qasim al Manfalubi, ahli Fiqih

10.  Syamsudin Khalikan, ahli sejarah

11.  Abu Abdullah al Quda’i

Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir).

12.  Abu Abdullah Muhammad bin Barakat, ahli nahwu dan ahli tafsir

13.  Hasan bin Khatir al Farisi, ahli Fiqih dan Tafsir

14.  Maimoonides, ahli ilmu astronomi, ilmu ke-Tuhanan, tabib, dan terutama sebagai ahli filsafat.

15.  Ibn al Baytar (1246 M), dokter hewan dan medikal. Beberapa karyanya yang sampai saat ini masih terkenal di wilayah Eropa tentang buku ramuan obat Islam “ Management Of The Drug Store”

16.  Sejumlah penulis, sastarawan, dan ilmuwan termuka, seperti Abu Firas Al Hamadani dan Thayib al Mutanabbi.

SEBAB-SEBAB HIJRAHNYA NABI MUHAMMAD SAW KE YATSRIB

Oleh : M. Najikun, S.Hum.M.Pd.I Menjelangkan Hijrahnya Nabi Muhammad ke Yatsrib, Di Yatsrib atau Madinah terjadi perang Bu'ats antara su...